TELEPATI
Telepati adalah cara
berkominikasi menggunakan pikiran bawah sadar atau otak kanan. Pancaran sinyal
telepati dilakukan oleh fikiran bawah sadar melalui otak belahan kanan, dan
diterima oleh penerima melalui otak belahan kanan pula. Sinyal yang diterima
umumnya berupa perasaan. Hubungan telepati biasanya lebih mudah dilakukan
antara orang yang mempunyai hubungan emosi.
Umumnya sinyal telepati
akan memancar kuat secara otomatis ketika seseorang berada pada kondisi terjepit,
tertekan dan terdesak, dan saat seseorang dipengaruhi oleh perasaan emosi,
rindu, gembira, cemas, takut yang kuat. Pada saat itu pikiran bawah sadar (otak
kanan) lebih dominan daripada pikiran sadar (otak kiri).
Telepati adalah hal yang
tidak masuk di akal dan sangat misterius sifatnya. Salah satu kemampuan
telepati adalah bias mengamati bahkan bertindak untuk kejadian – kejadian dari
jarak jauh.
Telepati bukanlah sekedar
kemampuan untuk mengirimkan dan menerima sinyal pemikiran secara “bolak – balik”
diantara si pengirim dan penerima, tetapi telepati juga memiliki arti melatih
meningkatkan kesadaran diri.
Pada telepati tingkat
tinggi, seseorang bisa berkomunikasi langsung hanya melalui pikiran saja tanpa
lewat kata – kata verbal, termasuk juga bias menyembuhkan kasus penyakit dengan
hanya mengirimkan gelombang energi penyembuh.
Dan, karena telepati ini
bekerja berdasarkan daya piker otak kanan, maka harus mengandung emosi pada
saat melakukannya, jika tidak, maka telepati tidak bias berjalan sebagaimana
mestinya.
Telepati sebenarnya
kemampuan yang alami, merupakan bakat alami sejak kita dilahirkan yang tentunya
bisa dimiliki oleh setiap orang dan bukanlah merupakan hal yang mistis, klenik.
LATIHAN TELEPATI
Kemampuan telepati pada
awalnya harus dilatih dan dibangun lebih dulu, kemudian semakin memantapkan
kekuatannya dengan melatihnya secara hati – hati dan terus menerus sehingga
akan didapatkan hasil – hasil yang bermanfaat.
Secara umum, ada 3 pandangan pernyataan dari yang berhasrat untuk berlatih
kecakapan telepati,yaitu :
1. Sekedar punya hasrat untuk mengetahui telepati, dan
hanya ingin mengembangkannya untuk keuntungan pribadi tanpa melibatkan orang
lain secara langsung.
2. Sangat berhasrat untuk bisa menguasai kekuatan
telepati dan mengembangkannya untuk melayani dan membantu dan membantu dan
membantu orang lain.
3. Merasa harus menggunakan kekuatan telepati untuk
menguasai oranglain, dan agar mau menuruti segala kemauannya.
Kemampuan
telepati adalah peranan dari otak kanan yang bertanggung jawab pada sisi emosi,
imajinasi dan intuisi kita, yang semuanya itu terpendam di dalam alam “Pikiran Bawah Sadar”. Oleh
sebab itu, langkah awal untuk berlatih kemampuan telepati adalah harus
menghidupkan “Mesin Mental” di pikiran sadar untuk bersiaga penuh kesadaran,
bekerjasama dengan pikiran bawah sadar kita.
Keyakinan
dan percaya diri adalah hal utama yang harus kita punyai sebelum berlatih
telepati. Karena perlengkapan sebelumnya dari kemampuan telepati adalah pada
bagian tingkat “Sadar Pikiran” kita yang di lingkupi oleh perasaan “Emosi Jiwa”
secara rileks, baik kita sebagai pengirim atau penerima.
Cobalah
berkonsentrasi selama beberapa saat pada “Bayangan Pikiran” yang hendak kita
kirimkan kepada seseorang, juga pikirkan bahwa kita sangat ingin memproyeksikan
“Pesan” tersebut dari tempat kita berada ke beberapa tempat yang jauh. Kemudian
konsentrasikan bahwa si “Penerima Pesan” kita di beberapa tempat yang jauh dari
kita, bisa menerima pesan dari kita. Dan, jangan lupa untuk memberikan segenap perasaan emosi kita pada
saat berkonsentrasi mengirimkan pesan secara telepati itu. Kekurangan dari
nilai emosional atau jika tanpa ada perasaan emosi yang menyelubungi pesan,
maka akan sering menyebabkan proses telepati menjadi gagal.
Kebanyakan
para pemula gagal pada tahap awal ini, karena mereka merasa tegang saat
melakukan konsentrasi dengan sepenuh emosi jiwa. Ketegangannya biasanya dilihat
dari bahasa tubuhnya yang otomatis, misalnya dari alis mata yang berkerut, mata
yang dipejamkan dengan sangat rapat, mengatupkan bibir rapat – rapat atau
terlihat dari otot – otot tubuhnya yang keras menegang saat mencoba
berkonsentrasi. Hal – hal tegang seperti ini harus kita hindari. Janganlah
tegang pada saat melakukan konsentrasi.
Pada
latihan telepati, semua bagian tubuh dan pikiran haruslah rileks meskipun tetap
berkonsentrasi dengan tingkat keheningan yang semakin dalam. Latihan olah
nafas, relaksasi dan meditasi bisa kita lakukan lebih dulu untuk membiasakan
diri berkonsentrasi dan berimajinasi secara rileks dan santai.
Dengan
mencapai kondisi rileks, secara fisik dan pikiran, maka kita sebagai pengirim
pesan telepati akan mendapatkan gambaran mental yang jelas, beserta balutan
emosi kita disana. Gambaran mental yang kita ciptakan dengan jelas ini juga
seiring dengan kemauan dan kemampuan kita, sehingga kita untuk melatih kekuatan
imajinasi visualisasi kita, sehingga kita mampu membentuk dan menggambarkan
pesan kita sejelas mungkin, yang selanjutnya itu akan otomatis tersimpan di
dalam pikiran bawah sadar kita, dan bisa kita gunakan berulang – ulang.
No comments:
Post a Comment