Pada zaman Chun Qiu ada seorang wanita
yang terkenal dengan kecantikannya, namanya Xin Shi. Xin Shi diakui
sebagai salah satu dari empat wanita tercantik sepanjang perjalanan
sejarah bangsa China. Karena itu, jika kita berjalan-jalan ke negeri
China, ada eksesori dengan gambar empat wanita tercantik di China, salah
satu di antaranya Xin Shi. Sayangnya Xin Shi yang cantik saat itu
sakit-sakitan. Wajahnya pucat dan ia sering mengeluh sakit di bagian
dadanya.
Akan tetapi,
saat ia meringis
kesakitan, orang yang melihatnya masih mengatakan bahwa dia tetaplah
cantik. Tak mengherankan ada orang-orang saat itu mengatakan, “Meskipun
sakit dan wajahnya pucat, Xin Shi masih tetap kelihatan cantik.”
Xin Shi mempunyai
tetangga yang juga adalah seorang gadis, namanya Dong Shi. Ketika makin
lama makin banyak orang yang memuji Xin Shi, Dong Shi merasa tidak suka
dan iri hati. Karena itu kepada orang banyak ia berbicara, “Apa
lebihnya Xin Shi, apalagi wajahnya yang sering pucat dan meringis
menahan sakit. Sebenarnya kecantikanku tidak jauh beda dengan Xin Shi.”
Tetapi setiap orang yang mendengar ucapannya selalu tertawa sinis sambil
berlalu. Hal itu membuat Dong Shi semakin membenci Xin Shi. Ia selalu
berpikir, “Aku harus bagaimana supaya orang memujiku dan tidak terus
menerus memuji Xin Shi?”
Suatu hari penyakit Xin Shi kumat lagi,
tetapi saat itu ia tidak bisa istirahat. Ia harus pergi ke sungai untuk
mencuci kain tenun. Karena itu, satu tangannya memegang keranjang berisi
kain tenun dan satu tangan lagi memegang dadanya yang sakit. Ia pun
tidak bisa berjalan cepat menuju sungai. Di tengah perjalanan ia
berpapasan dengan Dong Shi. Dong Shi melihat wajah Xin Shi pucat pasi
dan meringis kesakitan. Awalnya Dong Shi sangat marah dan berkata lirih,
“Orang ini yang dibilang ‘walaupun kesakitan tetapi tetap cantik’,
tetapi pada pemandangan saya tidaklah demikian!” Lalu Dong Shi
sungguh-sungguh melihat wajah Xin Shi yang sedang menahan sakit tersebut
dan dalam hati ia berkata, “Wah, ternyata memang pendapat banyak orang
benar bahwa walau menahan sakit, Xin Shi tetap terlihat cantik! Aku
tidak boleh terus-menerus iri dan membencinya. Orang akan semakin tidak
suka kepadaku. Sebenarnya aku harus bagaimana?”
Ia menyaksikan
Xin Shi makin lama berjalan menjauhinya. Ia terus berpikir dan berpikir
dan akhirnya mendapat ide, “Xin Shi dengan wajahnya yang tampak sakit
terlihat cantik oleh orang-orang , pasti baik jika aku berjalan di
belakangnya dan berpura-pura sakit juga seperti dia. Mungkin hanya
dengan cara ini orang juga bisa melihat kecantikanku.” Lalu, ia
tersenyum gembira dan berlari supaya tidak terlalu jauh dari Xin Shi.
Ketika ia berjalan mengikuti Xin Shi, ada seorang nenek tua. Lalu Dong
Shi segera berpura-pura sakit.
Waktu nenek itu memperhatikan
orang yang berjalan di belakang Xin Shi, dan ternyata adalah Dong Shi,
nenek tua itu ingin menolongnya. “Nona Dong Shi kamu sakit apa?” tanya
nenek itu. Dong Shi pun balik bertanya kepada nenek tua itu, “Nenek,
jika penampilanku seperti ini apakah aku tambah cantik seperti Xin Shi?”
Waktu
nenek itu mendengar pertanyaan itu, ia jadi mengerti bahwa Dong Shi
cuma berpura-pura sakit. Nenek tua itu pun tidak dapat menahan tawanya,
dan ia tertawa lepas sekali. Setiap kali bertemu orang, Dong Shi selalu
mendapat respon yang sama, orang pada tertawa. Dong Shi berpikir
orang-orang mulai memuji dan menyukainya, tetapi lama-kelamaan ia paham
bahwa orang-orang mengejeknya. Akibatnya, dengan marah ia bertanya
kepada orang-orang banyak yang kebetulan berkumpul di suatu tempat,
“Kenapa kalian menertawakanku? Bukankah kalian berpendapat wajah Xin Shi
yang sakit juga terlihat cantik. Kenapa waktu wajahku tampaknya sakit
kalian tidak menyebutku cantik?” Ketika mendengar ucapan Dong Shi mereka
pun berhenti tertawa.
Di antara orang tersebut ada yang
menyahutnya, “Gadis bodoh, Xin Shi pada dasarnya memang sangat cantik.
Jadi, walaupun dia tampak pucat dan kesakitan ia tetap kelihatan cantik.
Kamu bukanlah Xin Shi. Kalau kamu berpura-pura sakit seperti ini bukan
tambah cantik, tetapi tambah jelek!”
Wajah Dong Shi merah padam
saat mendengar perkataan orang itu. Dong Shi malu dan akhirnya
mengetahui bahwa perkataan dan tanggapan orang yang ditemuinya itu
benar. Akhirnya ia berlari dengan cepat pulang ke rumah. Mulai saat itu
ia tidak lagi ingin meniru wajah Xin Shi yang tampak kesakitan karena ia
sudah tahu dengan pasti Dong Shi bukanlah Xin Shi.
Sejak saat itu orang di negeri China selalu mengatakan orang yang suka meniru orang lain dengan sebutan Dong Shi Xiao Pin.
Mutiara Hikmat :
Setiap
orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. tidak perlu merasa
iri karena orang memuji penampilan orang lain dan tidak terlalu memuji
penampilan diri kita. belajar mengakui kelebihan orang lain dan
memperbaiki kekurangan diri sendiri itu sering membuat hidup akan lebih
baik ketimbang iri terhadap kelebihan orang lain dan berusaha untuk
menjadi orang lain atau bahkan menjelekan orang lain.
Diri kita
di ciptakan sama berharganya dengan orang lain, kita pasti punya
kelebihan tersendiri. Oleh karena itu, Kelebihan yang ada yang kita
miliki perlu kita asah dan kembangkan dengan baik. Jika kita mencoba
meniru-niru supaya mirip dengan orang lain maka hasilnya kemungkinan
besar adalah orang menertawakan kita karena kita akan tampak mengelikan.
No comments:
Post a Comment